Proses Distribusi Jaringan Tenaga Listrik Dari Pembangkit Hingga Sampai Ke Konsumen
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah; 1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan), dan 2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringandistribusi.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.
Tujuan Menaikan tegangan adalah ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (12.R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke Konsumen - konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga perlengkapan - perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan berbeda-beda.
Ilustrasi: Distribusi Tenaga Listrik Dari Pembangkit Ke Konsumen
1. Pengertian Distribusi Tenaga Listrik
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik.Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen.1.1 Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasan-pembatasan seperti ini :- Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation)
- Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi (HV,UHV,EHV)
- Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV)
- Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi,bertegangan rendah
Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa porsi materi Sistem Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat dikelasifikasikan menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa kelasifikasi itu dibuat. Dengan demikian ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah :
- SUTM, Terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan perlengkapannya, serta peralatan pengman dan pemutus.
- SKTM, Terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination, batubara, pasir dan lain – lain.
- Gardu trafo, Terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat trafo, LV panel, pipa – pipa pelindung, Arrester, kabel – kabel, transformer band, peralatan grounding dan lain – lain.
- SUTR dan SKTR terdiri dari : sama dengan perlengkapan/material pada SUTM dan SKTM. Yang membedakan hanya dimensinya.
2. Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik :
Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
2.1 Menurut nilai tegangannya :
2.1.1 Saluran distribusi Primer.
Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunde trafo substation (G.I.) dengan titik primer trafo distribusi.Saluran ini bertegangan menengah 20kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jikalangsung melayani pelanggan , bisa disebut jaringan distribusi.
2.1.2 Saluran Distribusi Sekunder Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban.
2.2 Menurut bentuk tegangannya :
- Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah.
- Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistemtegangan bolak-balik.
2.3 Menurut jenis/tipe konduktornya :
- Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan support(tiang) dan perlengkapannya, dibedakan atas:
- Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi pembungkus.
- Saluran kabel udara bila konduktornya terbungkus isolasi.
- Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan kabel tanah (ground cable)
- Saluran Bawah Laut, dipasag di dasar laut dengan menggunakan kabel laut (submarine cable).
2.4 Menurut susunan (konfigurasi) salurannya :
Bila saluran fasa terhadap fasa yang lain/terhadap netral, atausaluran positip terhadap negatip (pada sistem DC) membentuk garis horisontal. Saluran konfigurasi Delta Bila kedudukan saluran satu sama lain membentuk suatu segitiga (delta).
2.5. Menurut Susunan Rangkaiannya :
2.5.1 Jaringan Sistem Distribusi Primer
Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distibusi ke pusat – pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepannjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban.
Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenagalistrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen.Padasistem distribusi sekunder bentuk saluran yang paling banyak digunakanialah sistem radial.Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasimaupun konduktor tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut system tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepadakonsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan - peralatan sebagai berikut :
- Papan pembagi pada trafo distribusi
- Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder)
- Saluran Layanan Pelanggan (SLP) ke konsumen/pemakai
- Alat pembatas dan pengukur daya (kWH. Meter) serta fuse atau pengaman pada pelanggan.
Di Indonesia dalam hal ini PT. PLN menggunakan sistem tegangan 220/380 Volt. Sedang pemakai listrik yang tidak menggunakan tenaga listrik dari PT.PLN, menggunakan salah satu sistem diatas sesuai dengan standar yang ada. Pemakai listrik yang dimaksud umumnya mereka bergantung kepada negara pemberi pinjaman atau dalam rangka kerja sama, dimana semua peralatan listrik mulai dari pembangkit (generator set) hingga peralatan kerja (motor-motor listrik) di suplai dari negara pemberi pinjaman/kerja sama tersebut. Sebagai anggota, IEC (International Electrotechnical Comission), Indonesia telah mulai menyesuaikan sistem tegangan menjadi 220/380 Volt saja, karena IEC sejak tahun 1967 sudah tidak mencantumkan lagi tegangan 127 Volt. (IEC Standard Voltage pada Publikasi nomor 38 tahun 1967 halaman 7 seri 1 tabel 1).
Free Download Makalah Distribusi Jaringan Listrik Disini.
Posting Komentar
Posting Komentar